Skip to main content

Pantun


Pergi ke bandung jalan jalan
Jangan lupa bawa barang
Marilah berkenal kenalan
Tak kenal maka tak sayang



Lari pagi menuju taman
Liat orang bawa macan
Tak terasa sudah lebaran
Mari kita maaf maafan



Pagi pagi makan kentang
Digoreng pake minyak
Seratus teman masihlah kurang
Satu musuh sangatlah banyak


2...3... bau kaki
Menyengat sangatlah dalam
Ini ada teka teki
Binatang apa yang di dua alam?

Comments

Popular posts from this blog

Generasi Z Bersumpah Pemuda

     Generasi Z adalah anak anak yang lahir di zaman modern ini. Sedikit di zaman kita yang masih mengenal nasionalisme. Lalu bagaimana cara kita mempertahanka nilai nilai sumpah pemuda???      Yap, tentu saja, salah satu warisan dari Sumpah Pemuda yang masih bisa diterapkan sampai saat ini yakni berkaitan dengan semangat persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Apalagi saat ini, semangat saling toleransi satu sama lain sangat dibutuhkan demi menjaga persatuan kita. Dalam pergaulan misalnya, Pemuda di era sekarang bisa menjadi contoh dalam menjaga kerukunan dan keakraban didalam keberagaman. Tetap bergaul satu sama lain meskipun berbeda suku dan agama.       Kemudian, semangat untuk turut serta membangun bangsa ini dengan kreatifitas yang kita miliki. Pada dasarnya pemuda memiliki banyak potensi yang sebenarnya sangat berperan besar kontribusinya dalam membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Tentu saja, sebagai ...

Resensi Buku

        Buku yang baru selesai saya baca berjudul Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah. Buku yang bertema cinta antar dua orang remaja. Tere Liye yang merupakan penulis buku ini menggambarkan cerita dengan hebat. Pembaca akan ikut merasakan perasaan yang terjadi. Senang, sedih, dan semacamnya. Menurut saya kekurangan hanya pada ending yang agak sulit dimengerti.         Buku ini juga beberapa quotes quotes tentang cinta yaitu: “Cinta adalah perbuatan, kata kata indah dan tulisan adalah omong kosong” “Cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan gumpal perasaan senang, gembira, sedih, sama dengan kau suka makan gilau kepala ikan, suka mesin. Bedanya, kita selama ini terbiasa mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut cinta. Kita beri dia porsi lebih penting, kita bersarkan, terus menggumpal membesar. Coba saja kau cuekin, kau lupakan, maka gump...